Stunting atau perawakan pendek merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang dengan adanya gejala panjang atau tinggi badan di bawah standar. Selain stunting, ada 3 masalah gizi lain yang perlu diketahui seperti kekurangan gizi (wasting dan stunting), kekurangan zat gizi mikro contohnya seperti anemia dan kelebihan gizi atau berat badan (kegemukan dan obesitas). Gejala kondisi ini biasanya menunjukkan kekurangan gizi dalam jangka panjang atau kronik. Biasanya anak dapat berisiko mengalami perawakan pendek sejak dalam kandungan hingga berusia dua tahun.
UNICEF menyatakan bahwa berdasarkan data dari hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada 2022 (SSGI 2022), mengungkap 1 dari 5 anak balita di Indonesia mengalami stunting. Presiden Joko Widodo dalam sambutan di Pembukaan Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting mengungkapkan bahwa dampak dari kondisi ini bukan hanya pada masalah tinggi badan namun pada rendahnya kemampuan anak belajar sekaligus munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke dalam tubuh anak karena rendahnya sistem pertahanan tubuh anak.
Faktor Risiko Stunting Pada Anak
1. Anemia Pada Ibu Hamil
Hemoglobin atau sel darah merah memiliki peran penting dalam penyaluran oksigen dalam tubuh. Oksigen sendiri berfungsi dalam sistem metabolisme tubuh yang membutuhkan protein dan oksigen. Jika salah satu dari zat yang dibutuhkan dalam metabolisme tersebut tidak tercukupi maka dapat menyebabkan faltering growth atau gangguan pertumbuhan yang di kemudian hari dapat menyebabkan perawakan pendek.
2. Infeksi Berulang
Faktor lain yang dapat berpengaruh adalah daerah tempat tinggal. Tempat tinggal dapat yang dapat menjadi risiko infeksi diantaranya adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kecacingan, polusi udara dan daerah padat penduduk.
3. Kurangnya Sanitasi
Sanitasi merupakan upaya mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik untuk mencegah munculnya penyakit terhadap manusia. Hal yang dapat mempengaruhi sanitasi diantaranya adalah penggunaan jamban atau tempat pembuangan dan kekurangan air bersih yang dapat meningkatkan infeksi terhadap penyakit menular.
4. Air Bersih
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa air bersih dapat mempengaruhi sanitasi yang dapat berdampak pada penyebaran penyakit menular. Air bersih sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sarana yang terbatas, kurangnya pemanfaatan lahan untuk penyerapan air tanah dan pemanfaatannya yang kurang tepat.
5. Nutrisi Tidak Optimal
Selain itu, nutrisi yang masuk pada tubuh anak juga harus diperhatikan khususnya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pemberian ASI eksklusif dan pengenalan MPASI tepat waktu menjadi faktor utama dalam hal ini.
6. Pola Asuh
Pola asuh yang kurang tepat juga dapat menjadi faktor terjadinya perawakan pendek. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kebiasaan daerah setempat ataupun hamil di usia muda.
7. Faktor Ekonomi
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah keadaan ekonomi keluarga. Kurangnya ekonomi mempengaruhi daya beli lauk yang beragam khususnya dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani harian yang juga menjadi salah satu penyebab terjadinya perawakan pendek.
Cara Mencegah Stunting
Selain pemenuhan protein hewani harian seperti yang dijelaskan di atas, stunting juga dapat dicegah dengan beberapa cara seperti:
- Pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan
- Memantau perkembangan anak dan membawanya ke posyandu secara berkala
- Rutin mengonsumsi tablet tambah darah untuk Ibu hamil dan calon Ibu
- Pemberian MPASI yang bergizi dan kaya akan protein hewani untuk bayi dengan usia di atas 6 bulan.
Selain memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi anak, dalam menjaga kesehatan anak, salah satu langkah penting lainnya yang dapat dipertimbangkan adalah sunat. Sunat memiliki manfaat kesehatan yang terbukti, seperti mengurangi risiko infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual di masa dewasa. Apabila anak Anda membutuhkan penanganan khitan yang tepat, jangan ragu untuk hubungi Rumah Sunat. Rumah Sunat sudah menangani khitan pada ratusan anak Indonesia. Ibu dan Ayah tidak perlu khawatir karena kami menyediakan beberapa metode sunat tanpa rasa sakit. Anda bisa melakukan konsultasi GRATIS dengan kami disini. Yuk, segara hubungi Rumah Sunat sekarang juga. Informasi lebih lanjut bisa klik disini.
0 Comments